Sediaan Apusan Darah Tepi
SEDIAAN APUS DARAH TEPI
Pada postingan kali ini, saya akan menjelaskan Sediaan Apus Darah Tepi dengan kalimat yang mudah dimengerti.
Meskipun beberapa automated analyzer menyediakan
pewarnaan apusan darah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, persiapan apusan
darah tepi manual masih digunakan di banyak tempat. Teknik ini membutuhkan setidaknya dua object
glass (3 × 1-inch (75 × 25-mm)) bersih.
Pembuatan SEDIAAN APUS DARAH TEPI
Satu slide berfungsi sebagai preparat apusan darah dan yang
lainnya sebagai slide pendorong (saya biasa menyebutnya spreader slide). Setetes
darah EDTA (antikoagulan asam etilendiamintetraasetat) berdiameter sekitar 3 mm
ditempatkan di salah satu sisi preparat apusan darah (dengan posisi ditengah). Ukuran dari setetes darah itu penting. Tetesan yang terlalu besar akan menghasilkan
apusan yang panjang atau tebal, dan tetesan yang terlalu kecil sering membuat apusan
pendek atau tipis. Dalam menyiapkan
apusan, analis memegang spreader slide, geser dengan aman di depan tetesan darah
pada sudut 30 hingga 45 derajat ke preparat apusan
GAMBAR 1-1 Teknik membuat apusan darah tepi. A, Sudut yang benar untuk menahan spreader slide. B, Darah menyebar di seluruh lebar spreader slide. C, apusan darah tepi selesai. (Rodak BF, Fritsma GA, Keohane EM: Hematology: clinical principles and applications, ed 4, St. Louis, 2012, Saunders.)
Sebagai catatan:
- Spreader slide ditarik mundur ke setetes darah dan ditahan di posisi itu sampai darah menyebar melintasi lebar spreader slide
- Kemudian dengan cepat dan lembut, spreader slide didorong ke depan, ke arah sisi preparat apusan yang satunya, membuat apusan darah tepi
- Menggerakan slider terlalu lambat akan menyebabkan distribusi leukosit yang buruk dengan mendorong sel yang lebih besar, seperti: monosit dan granulosit, hingga ujung dan sisi apusan.
Menjaga konsistensi sudut antar slide dan tekanan yang merata mejadi hal yang sangat penting. Hal ini sering diperlukan untuk sesuaikan sudut antar slide agar menghasilkan apusan yang memuaskan. Untuk hematokrit yang lebih tinggi dari biasanya, sudut antar slide harus diturunkan agar apusan tidak terlalu pendek dan tebal. Untuk hematokrit yang sangat rendah, sudut harus dinaikkan. apusan darah tepi yang dibuat dengan baik (Gambar 1-2) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Sekitar dua pertiga sampai tiga perempat panjang kaca objek tertutup oleh apusan.
- Ujung apusan agak membulat (bagian tipis), tidak berbentuk peluru.
- Tepi lateral apusan harus terlihat. Kemiringan yang tepat pada spreader slide sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
- Halus tanpa penyimpangan, lubang, atau coretan.
- Saat kaca objek diangkat ke atas cahaya, akan tampak pelangi pada bagian tipis apusan
Gambar 1-3 menunjukkan contoh apusan yang kurang baik (Rodak BF, Fritsma GA, Keohane EM: Hematology: clinical principles and applications, ed 4, St. Louis, 2012, Saunders.)
Tampilan slide yang terkait dengan kesalahan paling umum,
tetapi perhatikan bahwa banyak hal yang menyebabkan terbentuknya preparat yang
kurang baik.
A. Bagian tepi kasar atau terkelupas.
B. Keragu-raguan dalam menggerakan spreader slide.
C. Spreader slide didorong terlalu cepat.
D. Tetesan darah terlalu sedikit.
E. Tetesan darah tidak menyebar di sepanjang lebar spreader
slide.
F. Kotoran atau minyak pada slide; dan juga dapat disebabkan oleh peningkatan lipid
dalam spesimen darah.
G. Tekanan yang tidak merata pada spreader slide.
H. Terlalu lama menunda sehingga tetesan darah mulai mengering.
Pewarnaan
Tujuan dari pewarnaan apusan darah tepi adalah untuk
mengidentifikasi sel dan mengenali morfologi dengan mudah melalui
mikroskop. Pewarnaan Wright atau Wright
Giemsa adalah pewarnaan yang paling umum digunakan untuk apusan darah tepi dan
sumsum tulang. Pewarnaan ini mengandung eosin dan methylene blue, dan oleh karenanya disebut pewarnaan polikrom. Warnanya
sedikit berbeda dari satu laboratorium ke laboratorium lainnya, tergantung pada
metode pewarnaan. Sebelum melakukan pewarnaan,sebaiknya preparat difiksasi dengan metanol.
Reaksi pewarnaan dipengaruhi pH, dan pewarnaan sebenarnya
dari komponen sel terjadi ketika buffer (pH 6,4) ditambahkan ke zat warna. Free methylene blue bersifat basa dan mewarnai komponen sel yang
bersifat asam, seperti RNA, menjadi biru.
Free eosin bersifat asam dan mewarnai komponen dasar, seperti hemoglobin
atau granula eosinofilik, menjadi merah.
Neutrofil memiliki granula sitoplasmik yang memiliki pH netral dan
menerima beberapa karakteristik dari kedua warna, sehingga menjadi ungu. Detail untuk metode tertentu pewarnaan darah
tepi dan apusan sumsum tulang, termasuk metode otomatis, dapat ditemukan dalam
buku teks standar hematologi.
GAMBAR 1-4 Apusan darah tepi yang diwarnai secara optimal menunjukkan area yang sesuai untuk melakukan penilaian diferensial dan morfologi sel darah putih dan perkiraan trombosit. Hanya bagian tengah bidang yang ditampilkan; seluruh bidang akan berisi 200 hingga 250 sel darah merah (1000X).
Apusan yang diwarnai secara optimal (Gambar 1-4) memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Sel darah merah
(RBC) harus berwarna merah muda.
2. Nukleus berwarna
biru tua hingga ungu.
3. Granula sitoplasma
neutrofil berwarna lavender hingga ungu.
4. Granula sitoplasma
basofil berwarna biru tua sampai hitam.
5. Granula sitoplasma
eosinofil berwarna merah hingga jingga.
6. Area antar sel
harus tidak berwarna, bersih, dan bebas dari endapan zat warna.
Preparat yang diwarnai dengan baik diperlukan untuk
interpretasi morfologi sel yang akurat. hasil pewarnaan terbaik diperoleh
dari preparat yang baru dibuat, dengan stabilitas spesimen darah 2-3 jam sejak pengambilan
darah. Sediaan apusan darah tepi harus
dibiarkan kering secara menyeluruh sebelum diwarnai.
Pembacaan SEDIAAN APUS DARAH TEPI
Lapang Pandang Kecil
Pemeriksaan apusan darah merupakan proses yang
bertingkat. Mulailah pembacaan sediaan
apus darah tepi dengan membaca sediaan menggunakan perbesaran 10X atau Lapang
Pandan Kecil (Jika dijumlahkan dengan perbesaran lensa okuler,maka total
perbesaran = 100X). Langkah ini
diperlukan untuk menilai kualitas apusan secara keseluruhan, termasuk
distribusi eritrosit yang abnormal, menunjukkan adanya rouleaux atau
autoaglutinasi dan/atau adanya jumlah sel berinti besar yang tidak
proporsional, seperti monosit atau neutrofil, di tepi apusan. Jika ditemukan hal-hal tersebut, maka perlu
menyiapkan apusan lain sebagai pembanding.
Selain itu, pemeriksaan apusan 10X memungkinkan deteksi cepat sel
abnormal besar seperti blas, limfosit reaktif, dan parasit.
Lapang pandang Besar
Dengan menggunakan objektif 40X (total perbesaran 400X),
temukan area apusan di mana eritrosit tersebar merata dan hampir tidak saling
bersentuhan (dua atau tiga sel mungkin
tumpang tindih; Gambar 1-5).
Baca 8 hingga 10 bidang di area apusan ini dan tentukan
jumlah rata-rata leukosit (leukosit) per bidang. Meskipun banyak faktor penyebab yang bervariasi
tergantung merek dan model mikroskop, secara umum, perkiraan jumlah WBC per
milimeter kubik dapat ditentukan dengan mengalikan jumlah rata-rata leukosit per
Lapang Pandang Besar dengan 2000.
Perkiraan ini adalah quality control yang berguna untuk
memvalidasi jumlah WBC dari hematology analyzer. Setiap perbedaan antara jumlah WBC dari alat dan
perkiraan pada pembacaan preparat apusan, perlu didiskusikan, yang mungkin
karena berbagai alasan termasuk adanya gumpalan trombosit, benang fibrin,
aglutinasi eritrosit yang parah, giant trombosit, serta apusan yang salah
label, apusan yang dibuat dari sampel pasien yang salah, dan suatu kegagalan fungsi instrumen.
Langkah selanjutnya adalah melakukan Hitung Jenis Leukosit. Hal ini dilakukan di area apusan yang sama dengan perkiraan WBC tetapi menggunakan objektif 100X minyak imersi (total perbesaran 1000X). Ketika area apusan yang benar dari pasien dengan jumlah eritrosit normal dilihat, akan tampak sekitar 200 hingga 250 eritrosit per Lapang Pandang Imersi (lihat Gambar 1-4).
Secara karakteristik, hitung jenis leukosit mencakup penghitungan dan pengklasifikasian 100 leukosit berturut-turut dan melaporkan jenis-jenis leukosit ini sebagai persentase. Penghitungan diferensial dilakukan secara sistematis secara zig-zag (Gambar 1-6), yang meminimalkan kesalahan distribusi WBC. Hasilnya dilaporkan sebagai persentase dari setiap jenis leukosit yang terlihat selama penghitungan. Contoh dari hitung jenis leukosit adalah 3% Neutrofil batang, 55% neutrofil segmen, 30% limfosit, 6% monosit, 4% eosinofil, dan 2% basofil (Tabel 1-1).
Jika ada, eritrosit berinti (NRBC) dihitung dan dilaporkan
sebagai jumlah NRBC per 100 leukosit.
RBC, WBC, evaluasi morfologi trombosit, dan perkiraan trombosit juga
dilakukan di bawah perbesaran 100X minyak imersi. Setiap laboratorium harus menetapkan protokol
standar pelaporan kelainan.
Evaluasi morfologi eritrosit merupakan aspek penting dari evaluasi apusan dan digunakan bersama dengan indeks eritrosit untuk menggambarkan sel sebagai normal atau abnormal dalam ukuran, bentuk, dan warna. Setiap laboratorium harus menetapkan protokol pelaporan standar. Sebagian besar laboratorium menggunakan pernyataan singkat yang menjelaskan morfologi eritrosit secara keseluruhan yang konsisten dengan indeks eritrosit. Evaluasi mikroskopis morfologi eritrosit harus sesuai dengan informasi yang diberikan oleh automated hematology analyzer. Jika tidak, perbedaan hasil harus segera didiskusikan sebelum melaporkan hasil pasien.
Langkah terakhir dalam pembacaan sediaan apus darah tepi adalah estimasi jumlah trombosit. Hal ini dilakukan di bawah perbesaran 100X minyak imersi. Di area apusan di mana eritrosit hampir tidak bersentuhan, hitung jumlah trombosit di 5 hingga 10 Lapang Pandang Imersi. Jumlah rata-rata trombosit dikalikan dengan 20.000 untuk memberikan perkiraan jumlah total trombosit per milimeter kubik. Perkiraan ini dilaporkan memadai jika perkiraan konsisten dengan jumlah trombosit normal, menurun jika di bawah batas bawah normal untuk laboratorium tersebut, dan meningkat jika di atas batas atas normal.
Perkiraan tersebut dapat dibandingkan dengan jumlah
trombosit pada hematology analyzer sebagai quality control tambahan. Jika perkiraan dan jumlah trombosit dari alat
tidak sesuai, maka perlu didiskusikan.
Beberapa penyebab perbedaan termasuk adanya giant trombosit, dan banyak
schistocytes.
RINGKASAN
Sejumlah besar informasi berharga dapat diperoleh dari
apusan darah tepi yang disiapkan, diwarnai, dan dievaluasi dengan benar. Banyak laboratorium menggunakan apusan yang dibuat
dari darah antikoagulan EDTA dan diwarnai dengan pewarnaan Wright atau
WrightGiemsa. Apusan harus dievaluasi
secara sistematis menggunakan pertama 10X LPK, kemudian 40X LPB dan akhirnya
100X LPi pada mikroskop.
Sumber : Clinical Hematology Fourth Edition by Bernadette F. Rodak and Jacqueline H. Carr.
Komentar
Posting Komentar